Kamis, 08 November 2012
Panasnya Bursa Cagub Jabar 2013
Setelah September kemarin Jakarta menentukan Joko Widodo – Basuki Tjahja Purnama (Jokowi-Ahok) sebagai Gubernur DKI periode 2012-2017. Kini giliran tetengganya Jabar yang mulai mempersiapkan diri menjelang diadakannya Pilkada Jabar Februari 2013 nanti. Beberapa bakal calon gubernur (Bacagub) kini mulai meramaikan bursa Calon gubernur (Cagub) Jabar. Ahmad Heryawan selaku gubernur Jabar peride 2008-2013 kembali akan digusung oleh partai PKS sebagai Cagub Jabar periode 2013-2018. Sementara wakilnya saat ini yang menjabat sebagai Wagub Jabar Dede Yusuf akan digusung oleh partai Demokrat untuk menjadi Cagub. Untuk pertain Golkar, mereka mengusung mantan Bupati Indramayu, Irianto MS Syafiuddin alias Kang Yance. Sementara Gerindra mengusung Teten Masduki yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Transparency International chapter Indonesia. Yang menarik dari Bursa Bacagub Jabar ini adalah, para kandidat tersebut digadang-gadang akan mengajak para pelaku dunia hiburan sebagai pendampingnya dalam Pilgub Jabar. Ahmad Heryawan saat ini dikabarkan sedang mendekati aktor senior Deddy Mizwar sebagai calon pendampingnya. Sementara Dede Yusuf dan Teten sedang mencoba membujuk artis yang saat ini menjadi politisi PDI-P Rieke Dyah Pitaloka. Sebelumnya ada musis senior yang akhirnya mundur dari bursa Bacagub Jabar yakni Deddy Dores. Muncul pertanyaan, akankah para Cagub ini memilih para aktor/artis yang sudah mempunyai kepopuleran sebagai alat untuk memenangkan suara dalam pemilihan nanti. Sebagai contoh di Pilkada Banten kemarin, gubernur terpilih Ratu Atut Chosiyah mengandeng aktor senior Rano Karno sebagai pendampningnya di Pilkada tersebut. dan hasilnya, Ratu Atut Choisiyah terpilih menjadi Gubernur Banten dan Rano Karno sebagai Wakilnya untuk periode 2012-2017. Kepopuleran aktor/artis memang sering dimanfaatkan oleh para politisi untuk dujadikan suatu alat komunikasi politik dengan maksud memperoleh sebanyak-banyaknya suara. Yang jadi masalah adalah apakah artis yang digandeng tersebut mempunyai pemahaman kuat tentang politik. Itu yang masih dipertanyakan. Walupun tingkat kepopulerannya melampaui para pengusungnya, tetapi pengetahuan akan cara serta pemahaman politik para artis masih diragukan. Yang malah menjadi stigma masyarakat adalah para artis ini pandai berakting. Nah apabila akting sudah dibawa-bawa ke urusan politik, akan menjadi apa negeri ini. Tapi cara para politisi mengandeng para artis sebagai pendampingnya itu sah dan tidak melanggar peraturan. Idealnya para pelaku politik haruslah mempunyai latar belakang bidang politik juga supaya mempunyai suatu idealism tersendiri yang sesuai dengan azaz-azaz politik indonesia. (Nurjiyanto)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar