Kamis, 08 November 2012

Apresiasi Mata dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran



Sudah biasa terjadi antrian panjang di Jalan Taman Sari Bandung. Motor dan Angkutan umum yang tidak sabar untuk mengikuti antrian sering menjadi penyebab dari kemacetan di jalan ini. Hari Sabtu (3/11) keadaan yang sama juga terjadi seperti biasa. Antrian dimulai dari pintu masuk utama Kebun Binatang Bandung sampai gerbang Sabuga (Sasana Budaya Ganesha). Suara bising mobil dan motor yang tidak sabar mengantri mulai berdengung di jalan tersebut. Kedai-kedai penjual sembako juga penganan-penganan dari yang ringan sampai berat juga menunjukkan keberadaanya seperti biasa walau raut muka dari para pedagang-pedagang ini mulai risih dengan kebisingan yang ada di depan mereka. Semakin larut, semakin ramai pula jalanan tersebut. Antrian panjang tidak kunjung membaik dari sore hari tadi. Tampak di kursi pengemudi dan penumpang diisi oleh wajah-wajah muda, atau pasangan-pasangan muda yang siap menghabiskan akhir pekan. Tidak hanya satu atau dua saja, tetapi kebanyakan antrian mobil dan motor dikendarain dan ditumpangi oleh anak-anak muda. Trotoar di sebelah kiri dan kanan jalan juga sudah mulai dipenuhi kaula-kaula muda.  Semua menuju ke Sabuga.
                Ada apa di Sabuga pada malam itu? Ternyata dalam memperingati world Sight Day yang jatuh pada bulan Oktober serta Hari Jadi Fakultas Kedokteran Unpad, Mahasiswa-mahasiswi kedokteran Unpad, mengadakan pembukaan acara FK Unpad Fari 2012 dengan konser yang berjudul “Eyegasmic”.
“Pembuka ada 4 rangkaian, Eyegasmic, minggu depan ada talkshow umum, bioscope lomba sma ttg biologi sumjawbal, ada megabaksos minggu depan di nangor, sebagai pembuka dari FK Unpad fair,” tutur Dila Aprillia selaku supervisor dari acara ini.
Konser tersebut diadakan dalam ruangan setengah oval didalam bangunan kepunyaan ITB, Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) yang seketika disulap menjadi lautan manusia pada malam itu. Sudah masuk bukan berarti lepas dari antrian, kali ini antrian terjadi di pintu masuk. Proses penukaran tiket kemudian verifikasi tiket, serta demi keamanan acara tersebut panitia melarang rokok, alat-alat tajam, juga penggunaan blitz selama acara berlangsung. Namun dengan adanya larangan tersebut, masih saja ada yang lolos membawa rokok. Pemberitahuan akan larangan-larangan ini sekaligus menjadi citra bagi fakultas kedokteran yang tentunya membawa misi seorang dokter yaitu menjaga kesehatan.
“Adanya larangan rokok itu sebagai contoh, apalagi dari FK, masa tidak hidup sehat. Selain itu kami juga menolak sponsor rokok, tidak ada rokok di lingkungan.  Sebagai peran dokter untuk mencegah daripada mengobati, lagipula sebagai edukasi juga.” Ungkap Dila.
Dalam acara ini FK Unpad mengundang berbagai musisi mulai dari Adhitya Sofyan, White Shoes and Couples Company, sampai Maliq and D’Essentials.  Sesuai dengan tema yang diambil oleh FK Unpad (sight), ada satu musisi yang memiliki kekurangan tuna netra dalam panggung malam itu, yakni Ade Irawan yang meraih banyak tepuk tangan pengunjung.  Kekurangan petunjuk akan tempat dari acara tersebut membuat pengunjung akan kesulitan untuk menemukannya.
                “Kurang ada pemberitahuan awal pintu masukannya, lagian gelap kalau malam jadi ga keliatan, org awam bakal bablas ga belok, terus kalau bablas bakal ke cihampelas, menurut saya informasi akan tempat itu kurang.” Tutur Luthfi, mahasiswa Unpad. (Stefanno Reinard)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar