Kamis, 08 November 2012

Dr. Yulius Purwadi Hermawan, Drs, M.A., Ph.D. : Penciptaan Perdamaian Menjadi Lebih Panjang



Tepat tanggal 12 Oktober 2012, Komite Nobel Norwegia  memutuskan memberikan penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa atas peranannya menjaga perdamaian di kawasan benua biru tersebut. Sayangnya, keputusan Komite Nobel tersebut disambut dengan berbagai kritikan karena dianggap kurang tepat mengingat kondisi negara-negara benua biru tersebut sedang dilanda krisis ekonomi yang hebat.
Menurut Wakil Dekan 1 Bidang Akademik & Kemahasiswan Fisip Unpar, Dr. Yulius Purwadi Hermawan, Drs, M.A., Ph.D,. Kontroversi seperti ini akan terus berlanjut karena sifat penghargaan Nobel itu sendiri yang misterius. “Saya mencoba memahami filsafat dibelakang pemberian Nobel Prize yang selalu misterius, tapi satu hal yang kita pahami adalah jasa mereka untuk mendorong perdamaian dunia,” ucapnya. Wawancara ini dilakukan pada hari Senin (5/11) di ruang Wakil Dekan 1 Bidang Akademik & Kemahasiswaan Fisip Unpar, Jl. Ciumbuleuit No. 94, Bandung pukul 10.14 WIB. Dengan santai sambil dibumbui beberapa guyonan kritis, ia menjawab pertanyaan yang saya berikan.
Bagaimana pendapat Anda mengenai terpilihnya Uni Eropa sebagai peraih Nobel Perdamaian 2012?
Saya mungkin agak bersepakat dengan diberikannya Nobel Prize kepada Uni Eropa. Mereka sudah 60 tahun sejak tahun 1950-an memperjuangkan perdamaian paling tidak di Eropa. Uni Eropa lahir dari sebuah impian pasca perang dunia ke-II yang impiannya simple, yaitu jangan sampai terjadi perang dunia ke-III.Dan jika kita melihat kembali sejarah, terbukti perang dunia ke-III tidak terjadi.Dalam hal ini saya kira cukup beralasan bila Uni Eropa diberikan pengharagaan tersebut.
Apakah ini suatu keputusan yang tepat mengingat kondisi negara-negara anggota Uni Eropa sendiri yang saat ini sedang dilanda krisis ekonomi?
Kalau kita melihat pemilihan siapa pemenang Nobel Prize, itu juga ada unsur politis.Jadi tidak harus seseorang yang sudah menyelesaikan atau berjasa menyelesaikan perdamaian. Bisa saja itu dimaksudkan untuk mendorong proses penciptaan perdamaian menjadi lebih panjang. Contoh, ketika tokoh-tokoh dari Timor Leste menerima hadiah tersebut tahun 1996. Pada saat itu masa depan Timor Leste kan belum jelas. Tapi ada satu hal yang diharapkan dengan pemberian hadiah nobel ini. Adalah tujuannya tercapai, dan akhirnya Timor Leste mencapai perdamaian dengan sega konsekuensinya lepas dari Indonesia
Terkait dengan Uni Eropa, memang tugas mereka belum selesai.Masih ada konflik internal disetiap anggota Uni Eropa.Kita lihat di Spanyol ada Basque, di Inggris bahkan ada Irlandia dan Skotlandia.Tapi dengan mendapat hadiah ini dorongan untuk menuntaskan konflik tersebut semakin besar. Dan untuk masalah krisis ekonomi pun berlaku sama.
Menurut wasiat Alfred nobel, seharusnya penghargaan nobel perdamaian diberikan kepada pihak-pihak yang berjuang untuk mewujudkan perdamaian antar bangsa-bangsa dan bukan di wilayahnya sendiri, tanggapan Anda mengenai hal tersebut?
Ini yang saya sebut misteri dari penghargaan itu, ditentukan oleh sekelompok komite yang alasanya persisnya kita tidak tahu. Namanya perdamian dunia itu kan bukan sekedar perdamaian wilayah, tetapi kalau saya mencoba memahami keputusan komite Nobel. Perdamaian global kan dimulai dari perdamaian wilayah. Dan menurut saya komite Nobel juga sudah melihat peran Uni Eropa yang sifatnya sudah global.misalnya yang terakhir Uni Eropa teriak-teriak tentang masalah Rohingya di Myanmar.Ini membuktikan bahwa Uni Eropa sudah menjadi aktor global.Di afghanista Uni Eropa juga berperan dalam reformasi kepolisian.
Apakah keputusan yang dibuat oleh Komite Nobel ini mencederai semangat perdamaian yang dimaksud Alfred Nobel?
Saya tidak tahu persis apakah ini mencederai atau tidak.Mungkin dari berbagai pertimbangan kemaenagan ini yang dinilai tidak mencederai wasiat tersebut.
Kontroversi seperti ini pun pernah terjadi ketika Barack Obama meraih penghargaan Nobel perdamaian pada tahaun 2009, apakah ini menandakan adanya penurunan kredibilitas pada komite nobel itu sendiri?
Sejauh dia masih konsisten dengan visi dan misi pemikiran Alfred,is okey.
Adakah indikasi permaianan politis dalam kemenagan Uni Eropa sebagai peraih nobel perdamaian tahun ini?
Yang Uni Eropa saya tidak tahu, tapi untuk yang laian, saya rasa ada.Contohnya seperti yang saya sebut tadi di Timor Leste.Politis kalau tokohnya kontroversial.
Apa pandangan Anda tentang ditolaknya pengajuan Turki sebagai anggota Uni Eropa?
Pertama ini memang haknya Uni Eropa.Argument resmi kenapa ditolak memang karena belum siap. Kesiapan itu dilihat dari beberapa indikator seperti ekonomi dan sistem politiknya, lalu kesiapan menyususn kebijakan luar negeri  bersama Uni Eropa. Terkait Turki ini menjadi kontroversi dengan status “muslim-nya” sedangak kebanyakan anggota uni Erpa yang lain adalah “Kristen”. Ini menjadi isu dikalangan internasional, bagaimana mungkin negara yang berbeda ideologi dan agama bisa bersatu. Tapi kalu kita melihat objektif, apakah bergabungnya turki secara ekonomi tidak menggangu perekonomian Uni Eropa secara eseluruhan. Tapi dengan status Turki sebagai calon anggota itu sudah cukup menunjukanadanya itikad baik dari Uni Eropa terhadap isu ini.
Menurut Anda, apakah negara-negara anggota Uni Eropa sudah menerapkan azaz hak asasi manusia secara nyata?
Konsep hak asasi manusia itu adalah konsep yang berkembang.Uni Eropa juga berkembang, tapi sebagai divusi regional, saya kira Uni Eropa mempunyai konvensi hak asasi manusia yang cukup maju.Ini menjadi foundamental jati diri Uni Eropa yaitu value comma value.


Adakah kebijakan-kebijakan Uni Eropa yang berdampak kepada indonesia?
Ada. Pertama adalah ketika Uni Eropa menyikapi kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh, Uni Eropa bersama ASEAN bersama-sama membangun ASEAN Monitoring Mission (AMM). Dan Uni Eropa juga cukup serius menyikapi hal tersebut terbukti dengan beberapa sumbagan dana yang digunakan sebagai pelerai konflik tersebut. kedua, saat terjadi tsunami. Uni Eropa cukup serius membantu Indonesia melalui bantuan dana-dana sebagai pembangunan Aceh pasca tsunami.
Sejak diselenggarakannya penghargaanini pada tahun 1901, belum pernah ada tokoh atau organisasi dari Indonesia yang berhasil mendapatkan penghargaan nobel khususnya di bidang perdamaian, menurut Anda mengapa hal itu bisa terjadi?
Pertama, ada orangnya tidak Indonesia yang mempunyai impact global .mungkin kita bisa menyebut nama-nama seperti Soekarno, Soeharto, serta Gus Dur. Dan mungkin  komite melihat belum ada yang layak dari Indonesia. Dan kita bisa berkaca mungkin mereka benar.

Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006 pernah masuk kedalam nominator peraih nobel perdamaian, tetapi akhirnya penghargaan tersebut jatuh kepada Muhammad Yunus. Pandangan Anda mengenai hal tersebut?
Grameen Bank itu kan popularitasnya sudah luar bisa dan menjadi pendekatan baru untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Saya kira tidak salah pada tahun tersebut Muhammad Yunus yang menjadi pemenangnya.
Adakah tokoh di Indonesiayang saat ini menurut Anda layak mendapatkan Nobel khususnya dibidang perdamaian?
Sulit. Orang seperti Jusuf kalla serta Gus Dursaya kira masih mempunyai beberapa kekurangan untuk bisa mendapatkan penghargaan nobel ini. Barangkali yang jadi permasalahan adalah di Indonesia belum ada  tokoh serta organisasi yang mempunyai impact global.. Tapi saya berpikir begini, ada orang cocok atau tidak cocok buat saya yang penting ia punya komitmen untuk proses perdamaian paling tidak di negeri ini tanpa harus memikirkan memenang hadiah Nobel. Itu namanya intensional. Pahlawan itu lahir dari sebuah situasi dima ia merasa terpanggil untuk melakuak itu, tanpa ada pamrih.
Menurut kacamata Anda, apakah Indonesia cukup aktif berkontribusi dalam menjaga perdamaian di kawasan ASEAN?
Saya sebagai orang yang sedang mempelajari hal tersebut saya melihat sudah lumayan walupun belum maksimal. Ada yang dilakuakan indonesia dengan kekuatan indonesia sendiri. Misalnya, ketika konflik Thailand dengan kamboja , perwakilan kita rajin bertemu dengan pemimpin kedua negara tersebut. lalu kemudian di konflik Laut Cina Selatan. (Nurjiyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar