Pada hari Rabu, 10 Oktober
2012 saya mengikuti seminar mengenai Korupsi dan Budaya yang diselenggarakan
oleh Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia dengan Bambang Widjodjanto
sebagai pembicara. Dalam seminar tersebut membicarakan akar permasalahan korupsi
dan membahas dari mana korupsi terbangun. Sebuah film ditampilkan ketika
berlangsungnya acara. Film tersebut berjudul “Selama Siang, Risa”. Film yang
buat oleh KPK itu menceritakan sebuah keluarga yang tidak berkecukupan dengan Bapak
Woko (ayah) sebagai penanggung jawab sebuah gudang di kantornya dan Bu Woko (ibu)
sebagai tukang jahit panggilan yangmemiliki kedua orang anak, dengan anak
pertama bernama Risa. Film tersebut memiliki alur mundur yang menceritakan sang
ayah yang ingin di suap oleh seorang juragan beras karena pada saat itu harga
beras ingin naik dan ada orang yang ingin menimbun beras. Karena gudang yang
disewanya tidak mencukupi maka ia ingin menyewa gudang dari Bapak Woko. Bapak
Woko memang terkenal dengan idealis nya yang kuat untuk permasalahan suap
menyuap. Walaupun keluarganya sedang dalam kesulitan karena tidak adanya beras
dan tidak memiliki uang tetapi Bapak Woko tetap memegang teguh tanggung
jawabnya sebagai penanggung jawab atas gudang yang ditanganinya. Ketika sang
juragan beras menyodorkan uang suap kepada Bapak Woko dirumahnya, hal tersebut
dilihat oleh Risa sang anak. Bapak Woko menolak menerima suap tersebut dan
membuat sang juragan pulang dengan hasil kosong. Hal tersebut direkam oleh Risa
sebagai anak dan di dalam otaknya terekam bahwa kita harus mentaati aturan yang
ada sebagai pemimpin dan menjadi penanggung jawab yang baik. Ini mungkin sebuah
contoh kecil walaupun seorang Bapak Woko yang sedang mengalami kesulitan tetapi
dia tetap menjaga nilai-nilai terhadap kebenaran. Ia pun mengatakan pada film
tersebut bahwa ia tidak akan menerima hal tersebut atau sampai mati ia akan
menyesalinya. Dan ketika Risa dewasa sudah bekerja ia tetap berpegang teguh
pada kebenaran dan menjaga nila-nilai kebenaran tersebut.
Dari film tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa seorang yang berkorupsi di Indonesia sekarang ini bisa
kita lihat dari sisi keluarganya. Bagaimana kehidupan basic keluarganya karena yang membentuk karakter seorang adalah
keluarga mereka sendiri. Bisa kita lihat para politisi yang terjerat kasus
korupsi sekarang ini, apakah mereka memiliki hubungan baik dengan keluarganya?
Jika baik apakah keluarganya tersebut membentuk karakter pribadi dari seorang
dengan nilai kebenaran? Semua orang pastinya memiliki kebutuhan, tetapi jangan
jadikan alasan kebutuhan tersebut untuk membuat pribadi baik anda menjadi
rusak. Jadi, untuk menghindari adanya korupsi yang telah berbudaya di Indonesia
ini maka bentuklah karakter diri anda dengan nilai kebenaran. Pribadi yang baik
adalah ia yang berasal dari lingkungan yang baik. Ciptakanlah lingkungan yang
baik itu disekitar anda sehingga meminimalisir adanya pribadi-pribadi buruk
yang merugikan untuk bangsa dan negara tercinta kita,
Indonesia. (Febianca Putri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar