Kamis, 08 November 2012

Budaya dan Korupsi



Pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 saya mengikuti seminar mengenai Korupsi dan Budaya yang diselenggarakan oleh Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia dengan Bambang Widjodjanto sebagai pembicara. Dalam seminar tersebut membicarakan akar permasalahan korupsi dan membahas dari mana korupsi terbangun. Sebuah film ditampilkan ketika berlangsungnya acara. Film tersebut berjudul “Selama Siang, Risa”. Film yang buat oleh KPK itu menceritakan sebuah keluarga yang tidak berkecukupan dengan Bapak Woko (ayah) sebagai penanggung jawab sebuah gudang di kantornya dan Bu Woko (ibu) sebagai tukang jahit panggilan yangmemiliki kedua orang anak, dengan anak pertama bernama Risa. Film tersebut memiliki alur mundur yang menceritakan sang ayah yang ingin di suap oleh seorang juragan beras karena pada saat itu harga beras ingin naik dan ada orang yang ingin menimbun beras. Karena gudang yang disewanya tidak mencukupi maka ia ingin menyewa gudang dari Bapak Woko. Bapak Woko memang terkenal dengan idealis nya yang kuat untuk permasalahan suap menyuap. Walaupun keluarganya sedang dalam kesulitan karena tidak adanya beras dan tidak memiliki uang tetapi Bapak Woko tetap memegang teguh tanggung jawabnya sebagai penanggung jawab atas gudang yang ditanganinya. Ketika sang juragan beras menyodorkan uang suap kepada Bapak Woko dirumahnya, hal tersebut dilihat oleh Risa sang anak. Bapak Woko menolak menerima suap tersebut dan membuat sang juragan pulang dengan hasil kosong. Hal tersebut direkam oleh Risa sebagai anak dan di dalam otaknya terekam bahwa kita harus mentaati aturan yang ada sebagai pemimpin dan menjadi penanggung jawab yang baik. Ini mungkin sebuah contoh kecil walaupun seorang Bapak Woko yang sedang mengalami kesulitan tetapi dia tetap menjaga nilai-nilai terhadap kebenaran. Ia pun mengatakan pada film tersebut bahwa ia tidak akan menerima hal tersebut atau sampai mati ia akan menyesalinya. Dan ketika Risa dewasa sudah bekerja ia tetap berpegang teguh pada kebenaran dan menjaga nila-nilai kebenaran tersebut.
Dari film tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seorang yang berkorupsi di Indonesia sekarang ini bisa kita lihat dari sisi keluarganya. Bagaimana kehidupan basic keluarganya karena yang membentuk karakter seorang adalah keluarga mereka sendiri. Bisa kita lihat para politisi yang terjerat kasus korupsi sekarang ini, apakah mereka memiliki hubungan baik dengan keluarganya? Jika baik apakah keluarganya tersebut membentuk karakter pribadi dari seorang dengan nilai kebenaran? Semua orang pastinya memiliki kebutuhan, tetapi jangan jadikan alasan kebutuhan tersebut untuk membuat pribadi baik anda menjadi rusak. Jadi, untuk menghindari adanya korupsi yang telah berbudaya di Indonesia ini maka bentuklah karakter diri anda dengan nilai kebenaran. Pribadi yang baik adalah ia yang berasal dari lingkungan yang baik. Ciptakanlah lingkungan yang baik itu disekitar anda sehingga meminimalisir adanya pribadi-pribadi buruk yang merugikan untuk bangsa dan negara tercinta kita, Indonesia. (Febianca Putri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar